Thursday 17 January 2013

Dimanakah Syurga Nabi Adam?


Dimanakah Syurga Nabi Adam?

Ulama’ berbeda pendapat dalam permasalahan ini, jumhur (kebanyakan) ulama’ berpendapat bahwa surga yang dimaksud adalah surga yang ada di langit, yang kelak akan di huni oleh kaum mukminin, diantara dalil yang menguatkan pendapat ini ialah hadits As Syafa’ah berikut:
عن حذيفة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (يجمع الله تبارك وتعالى الناس فيقوم المؤمنون حتى تزلف لهم الجنة فيأتون آدم فيقولون يا أبانا استفتح لنا الجنة فيقول وهل أخرجكم من الجنة إلا خطيئة أبيكم آدم). رواه مسلم
“Diriwayatkan dari sahabat Huzaifah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda: Allah Yang Berkah dan Maha Tinggi akan mengumpulkan manusia, kemudian ketika surga telah didekatkan, maka kaum mukminun akan bangkit, dan mendatangi Nabi Adan alaihissalam, kemudian mereka akan berkata kepadanya: ‘Wahai bapak kami, mohonlah agar surga segera dibukakan untuk kami.’ Maka beliau menjawab: ‘Tidaklah ada yang mengeluarkan kamu dari surga, melainkan kesalahan bapakmu Adam?’” (HRS Muslim)
Dan juga hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : احتج آدم وموسى عليهما السلام عند ربهما فحج آدم موسى. قال موسى: أنت آدم الذي خلقك الله بيده ونفخ فيك من روحه وأسجد لك ملائكته وأسكنك في جنته ثم أهبطت الناس بخطيئتك إلى الأرض. رواه مسلم
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda: Nabi Adam dan Nabi Musa ‘alaihimassalam pernah berdebat disisi Allah, maka Nabi Adam berhasil mengalahkan Nabi Musa. Nabi Musa berkata: ‘Wahai Adam, engkaulah orang yang Allah ciptakan langsung dengan Tangan-Nya, dan Allah meniupkan ruh-Nya kepadamu, dan memerintahkan para Malaikat untuk bersujud kepadamu, dan Allah juga telah memberimu kesempatan untuk tinggal di surga-Nya, kemudian engkau karena dosamu menurunkan seluruh manusia (anak keturunanmu) ke bumi.’” (HRS Muslim)
Dari kedua hadits ini dan juga dalil-dalil lain jumhur ulama’ berpendapat bahwa surga yang pernah dihuni Nabi Adam ‘alaihissallam beserta istrinya Hawa adalah surga yang ada di langit, bukan surga dengan pengertian taman yang indah yang ada di bumi.
Walau demikian ada sebagian ulama salaf yang berpendapat bahwa surga yang dimaksud ialah surga khusus yang telah Allah siapkan untuk menguji Nabi Adam ‘alaihissallam bersama istrinya Hawa. Kemudian ulama’ yang berpendapat demikian ini terbagi menjadi dua kelompok, yang pertama mengatakan: Surga khusus ini berada di langit, dan kelompok kedua mengatakan bahwa letak surga khusus ini ada di bumi.
Ulama’ yang mengatakan pendapat kedua ini beralasan: karena Nabi Adam ‘alaihissallam dan istrinya Hawa mendapatkan tugas agar tidak memakan satu jenis buah suatu pohon, dan Nabi Adam ‘alaihissallam tidur, dan juga Iblis dapat masuk ke dalamnya, semua ini menunjukkan bahwa surga yang dimaksud bukanlah surga yang akan dihuni oleh kaum mukminin kelak setelah datangnya hari qiyamat.
Bila di amati lebih jauh, maka pendapat jumhur ulama’ lebih kuat, karena didukung oleh pemahaman kedua hadits di atas.
Demikianlah secara singkat jawaban pertanyaan ini, bagi yang ingin mendapatkan penjelasan lebih banyak, silahkan baca kitab Al Bidayah wa An Nihayah 169-dst, oleh Ibnu Katsir rahimahullah, dan juga Al Qurtubhi dalam Tafsir-nya 1/302 -dst.


Read more about surga nabi by www.konsultasisyariah.com
Ulama’ berbeda pendapat dalam permasalahan ini, jumhur (kebanyakan) ulama’ berpendapat bahwa surga yang dimaksud adalah surga yang ada di langit, yang kelak akan di huni oleh kaum mukminin, diantara dalil yang menguatkan pendapat ini ialah hadits As Syafa’ah berikut:
عن حذيفة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (يجمع الله تبارك وتعالى الناس فيقوم المؤمنون حتى تزلف لهم الجنة فيأتون آدم فيقولون يا أبانا استفتح لنا الجنة فيقول وهل أخرجكم من الجنة إلا خطيئة أبيكم آدم). رواه مسلم
“Diriwayatkan dari sahabat Huzaifah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda: Allah Yang Berkah dan Maha Tinggi akan mengumpulkan manusia, kemudian ketika surga telah didekatkan, maka kaum mukminun akan bangkit, dan mendatangi Nabi Adan alaihissalam, kemudian mereka akan berkata kepadanya: ‘Wahai bapak kami, mohonlah agar surga segera dibukakan untuk kami.’ Maka beliau menjawab: ‘Tidaklah ada yang mengeluarkan kamu dari surga, melainkan kesalahan bapakmu Adam?’” (HRS Muslim)
Dan juga hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : احتج آدم وموسى عليهما السلام عند ربهما فحج آدم موسى. قال موسى: أنت آدم الذي خلقك الله بيده ونفخ فيك من روحه وأسجد لك ملائكته وأسكنك في جنته ثم أهبطت الناس بخطيئتك إلى الأرض. رواه مسلم
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda: Nabi Adam dan Nabi Musa ‘alaihimassalam pernah berdebat disisi Allah, maka Nabi Adam berhasil mengalahkan Nabi Musa. Nabi Musa berkata: ‘Wahai Adam, engkaulah orang yang Allah ciptakan langsung dengan Tangan-Nya, dan Allah meniupkan ruh-Nya kepadamu, dan memerintahkan para Malaikat untuk bersujud kepadamu, dan Allah juga telah memberimu kesempatan untuk tinggal di surga-Nya, kemudian engkau karena dosamu menurunkan seluruh manusia (anak keturunanmu) ke bumi.’” (HRS Muslim)
Dari kedua hadits ini dan juga dalil-dalil lain jumhur ulama’ berpendapat bahwa surga yang pernah dihuni Nabi Adam ‘alaihissallam beserta istrinya Hawa adalah surga yang ada di langit, bukan surga dengan pengertian taman yang indah yang ada di bumi.
Walau demikian ada sebagian ulama salaf yang berpendapat bahwa surga yang dimaksud ialah surga khusus yang telah Allah siapkan untuk menguji Nabi Adam ‘alaihissallam bersama istrinya Hawa. Kemudian ulama’ yang berpendapat demikian ini terbagi menjadi dua kelompok, yang pertama mengatakan: Surga khusus ini berada di langit, dan kelompok kedua mengatakan bahwa letak surga khusus ini ada di bumi.
Ulama’ yang mengatakan pendapat kedua ini beralasan: karena Nabi Adam ‘alaihissallam dan istrinya Hawa mendapatkan tugas agar tidak memakan satu jenis buah suatu pohon, dan Nabi Adam ‘alaihissallam tidur, dan juga Iblis dapat masuk ke dalamnya, semua ini menunjukkan bahwa surga yang dimaksud bukanlah surga yang akan dihuni oleh kaum mukminin kelak setelah datangnya hari qiyamat.
Bila di amati lebih jauh, maka pendapat jumhur ulama’ lebih kuat, karena didukung oleh pemahaman kedua hadits di atas.


Read more about surga nabi by www.konsultasisyariah.com

Al-Imam as-Syaukani di dalam tafsirnya, al-Fath al-Qadir meriwayatkan hadith daripada Anas; Rasulullah SAW bersabda; "Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan Adam supaya bersujud, lantas ia sujud, kemudian dikatakan bagi kamu syurga dan sesiapa yang sujud daripada keturunanmu, dan diperintahkan iblis supaya bersujud tetapi iblis enggan untuk bersujud, lantas dikatakan bagi kamu neraka dan sesiapa yang enggan daripada keturunanmu untuk sujud. Semoga Allah menjadikan kita golongan orang yang bersujud kepada-Nya.

Di antara nikmat kurniaan Allah kepada Adam selepas itu, ialah dimasukkan sebagai penghuni syurga bersama isterinya Hawa. Ini dijelaskan seperti ayat berikut, firman Allah yang bermaksud :
DAN KAMI BERFIRMAN: ``WAHAI ADAM! TINGGALLAH KAMU DAN ISTERIMU DI DALAM SYURGA INI, DAN MAKANLAH MAKANANNYA SEPUAS-PUASNYA APA SAHAJA YANG KAMU BERDUA SUKA, DAN JANGANLAH KAMU HAMPIRI POKOK INI; (JIKA KAMU MENGHAMPIRINYA) MAKA KAMU AKAN TERMASUK DALAM GOLONGAN ORANG-ORANG YANG ZALIM. (Surah al-Baqarah Ayat 35)
Allah menegaskan : `Dan Kami berfirman: ``Wahai Adam! Tinggallah kamu dan isterimu di dalam syurga', iaitu menetaplah kamu di dalam syurga yang kekal bersama isterimu, Hawa. Ibn Jarir at-Thabari berkata dalam tafsirnya, bahawa ayat ini menjadi dalil yang terang di atas kebenaran siapa yang berkata, sesungguhnya iblis dikeluarkan dari syurga selepas takbur enggan bersujud kepada Adam, dan Adam menetap di dalam syurga sebelum iblis di turunkan ke bumi.

Ibn Jauzi dalam kitabnya, Zad al-Masir menulis, terdapat dua pendapat di kalangan ulama tentang syurga yang dihuni oleh Nabi Adam : Pertama, Jannah al-adn. Kedua, Jannah al-Khuld. Imam an-Nasafi berkata, ia disediakan bagi orang yang bertakwa, berdasarkan kepada nukilan yang masyhur, kerana `lam' pada `al-Jannah' adalah untuk takrif, iaitu pengenalan.

Al-Imam al-Fakhru ar-Razi dalam kitabnya, at-Tafsir al-Kabir berkata, ulama telah khilaf tentang syurga yang dinyatakan dalam ayat ini, sama ada di bumi atau di langit, dan kalau ditakdirkan di langit, adakah ia syurga sebagai tempat balasan pahala, atau syurga al-Khuld atau syurga lain ?

Ulama’ berbeza pendapat dalam permasalahan ini, jumhur (kebanyakan) ulama’ berpendapat bahawa syurga yang dimaksud adalah syurga yang ada di langit, yang kelak akan dihuni oleh kaum mukminin. Diantara dalil yang menguatkan pendapat ini ialah hadits As Syafa’ah berikut:
عن حذيفة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (يجمع الله تبارك وتعالى الناس فيقوم المؤمنون حتى تزلف لهم الجنة فيأتون آدم فيقولون يا أبانا استفتح لنا الجنة فيقول وهل أخرجكم من الجنة إلا خطيئة أبيكم آدم). رواه مسلم

“Diriwayatkan dari sahabat Huzaifah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda: Allah Yang Berkah dan Maha Tinggi akan mengumpulkan manusia, kemudian ketika syurga telah didekatkan, maka kaum mukminun akan bangkit, dan mendatangi Nabi Adam alaihissalam, kemudian mereka akan berkata kepadanya: ‘Wahai bapa kami, mohonlah agar syurga segera dibukakan untuk kami.’ Maka beliau menjawab: ‘Tidaklah ada yang mengeluarkan kamu dari syurga, melainkan kesalahan bapamu Adam?’”(HR Muslim)
Dan juga hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : احتج آدم وموسى عليهما السلام عند ربهما فحج آدم موسى. قال موسى: أنت آدم الذي خلقك الله بيده ونفخ فيك من روحه وأسجد لك ملائكته وأسكنك في جنته ثم أهبطت الناس بخطيئتك إلى الأرض. رواه مسلم

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda: Nabi Adam dan Nabi Musa ‘alaihimassalam pernah berdebat disisi Allah, maka Nabi Adam berhasil mengalahkan Nabi Musa. Nabi Musa berkata: ‘Wahai Adam, engkaulah orang yang Allah ciptakan langsung dengan Tangan-Nya, dan Allah meniupkan ruh-Nya kepadamu, dan memerintahkan para Malaikat untuk bersujud kepadamu, dan Allah juga telah memberimu kesempatan untuk tinggal di surga-Nya, kemudian engkau karena dosamu menurunkan seluruh manusia (anak keturunanmu) ke bumi.’” (HR Muslim)
Dari kedua hadits ini dan juga dalil-dalil lain jumhur ulama’ berpendapat bahawa syurga yang pernah dihuni Nabi Adam ‘alaihissallam bersama isterinya Hawa adalah syurga yang ada dilangit, dan bukanlah syurga dengan pengertian taman yang indah yang ada di bumi.

Walaupun demikian, ada sebahagian ulama salaf yang berpendapat bahawa syurga yang dimaksud ialah syurga khusus yang telah Allah SWT sedia untuk menguji Nabi Adam ‘alaihissallam bersama isteri Baginda, Hawa. Kemudian ulama’ yang berpendapat demikian ini terbahagi kepada dua kelompok: yang pertama mengatakan: Syurga khusus ini berada di langit, dan kelompok kedua mengatakan bahawa letaknya syurga khusus ini ada di bumi.

Ulama’ yang memberikan pendapat kedua ini, salah satunya ialah Syeikh al-Maghari. Tafsirnya, iaitu Tafsir al-Maghari menaqalkan hujah al - Imam al-Alusi dalam tafsirnya, Ruhu al-Ma'ani yang menyokong pendapat bahawa syurga Adam bukan syurga akhirat nanti, di antara hujahnya ialah :
Pertama, bahawa Allah menciptakan Adam di bumi untuk menjadi khalifah di dalamnya, begitu juga zuriat keturunannya. Tidak harus dikatakan bahawa kewujudan Adam di dunia serta zuriatnya merupakan pembalasan hukuman daripada Tuhan.

Kedua, Allah tidak menyatakan selepas penciptaan Adam di bumi, dinaikkannya ke langit. Sekiranya ia berlaku, sudah pasti ia akan disebut dan merupakan perkara yang besar.

Ketiga, bahawa syurga yang dijanjikan dengannya pada Hari Akhirat, tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang bertakwa lagi beriman. Bagaimana mungkin syaitan yang kafir dapat masuk dan melakukan was-was kepada Adam.

Keempat, syurga bersifat negeri yang penuh nikmat dan tempat berehat, bukan negeri taklif seperti mana telah ditaklifkan Adam dan isterinya supaya jangan memakan buah dari pohon kayu tersebut.

Kelima, bahawa tidak ditegah kepada penghuni syurga untuk merasai segala kenikmatan dan melakukan apa sahaja.

Keenam, bahawa tidak berlaku di dalam syurga sebarang maksiat dan kesalahan kerana ia negeri suci, bukan negeri kotor dan najis.
Berdasarkan kepada senarai ini, maka segala keterangan yang telah disifatkan dengannya berhubung dengan syurga yang dijanjikan, dan kurniaan tanpa henti dan terputus, sudah tentu tidak sesuai dan tidak menepati syurga yang didiami oleh Adam tersebut.

Bila difahami dengan lebih mendalam, maka pendapat jumhur (kebanyakan) ulama’ lebih kuat, kerana ia disokong oleh pemahaman kedua hadits di atas.



oleh Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri dan Ustaz Muhammad Arifin Badri

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...