SURIAH (voa-islam.com) - Seorang pejabat AS mengatakan pada Selasa (21/5/2013) bahwa warga Iran sedang bekerja bersama militan Syi'ah Hizbullah untuk mendukung tentara Suriah dalam bertempur untuk merebut kembali benteng pejuang oposisi di Qushair.
"Ini adalah upaya yang paling nyata oleh Hizbullah yang telah kita lihat untuk terlibat langsung dalam pertempuran di Suriah sebagai kekuatan asing, dan kami memahami ada juga para warga Iran di sana," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada para wartawan.
Informasi tersebut berdasarkan pada laporan dari para komandan pejuang oposisi Tentara Pembebasan Suriah, tapi ia tidak dapat memberikan perkiraan berapa banyak militan Syi'ah Hizbullah atau warga Iran yang terlibat, dan peran apa tepatnya yang sedang Iran mainkan.
"Saya tidak tahu bahwa mereka terlibat langsung dalam pertempuran, tapi saya tidak berpikir orang-orang yang sedang saya bicarakan mengetahui diri mereka sendiri," kata pejabat itu kepada wartawan yang bepergian dengan Menlu AS John Kerry.
"Ini merupakan hal yang penting untuk dicatat - implikasi langsung dari orang asing di tanah Suriah untuk rezim Bashar Al-Assad," ia mengingatkan pada sebuah seruan konferensi di Muscat.
Banyak komandan oposisi melaporkan bahwa pasukan dari milisi kuat Syi'ah Hizbullah Libanon "secara langsung terlibat dalam pertempuran di jalanan. Mereka mengatakan bahwa orang-orang mereka ... bertempur secara langsung melawan para komandan Hizbullah."
"Peran Iran dan peran Hizbullah telah berkembang selama beberapa bulan terakhir," ia memperingatkan menjelang pertemuan Teman Suriah yang akan diselenggarakan di Yordania pada hari Rabu.
Para pengamat telah mengatakan bahwa para militas Syi'ah Hizbullah yang memimpin pertempuran untuk Qusayr di provinsi Homs, tiga hari setelah rezim Suriah mulai menyerang untuk mendapatkan kembali kendali atas kota tersebut.
Kota ini adalah hadiah strategis karena itu terletak di jalan raya utama antara Damaskus dan pantai Mediterania, dan juga mengontrol rute pasokan pejuang oposisi dari pelabuhan Tripoli yang mayoritas Muslim Sunni di negara tetangga Libanon.
Oposisi Suriah telah menyuarakan keprihatinan bahwa "ketika pasukan rezim pergi ke Qusayr, jika mereka merebut wilayah itu, bahwa akan ada pembantaian terhadap penduduk sipil," tambahnya, seraya menekankan bahwa "masih ada ribuan warga sipil di kota itu."
"Dunia menyaksikan ini dan kita menonton ini dan kami akan tahu apakah mereka melakukan pembantaian .. dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka," pejabat AS itu memperingatkan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad. (st/ahram)
"Ini adalah upaya yang paling nyata oleh Hizbullah yang telah kita lihat untuk terlibat langsung dalam pertempuran di Suriah sebagai kekuatan asing, dan kami memahami ada juga para warga Iran di sana," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada para wartawan.
Informasi tersebut berdasarkan pada laporan dari para komandan pejuang oposisi Tentara Pembebasan Suriah, tapi ia tidak dapat memberikan perkiraan berapa banyak militan Syi'ah Hizbullah atau warga Iran yang terlibat, dan peran apa tepatnya yang sedang Iran mainkan.
"Saya tidak tahu bahwa mereka terlibat langsung dalam pertempuran, tapi saya tidak berpikir orang-orang yang sedang saya bicarakan mengetahui diri mereka sendiri," kata pejabat itu kepada wartawan yang bepergian dengan Menlu AS John Kerry.
"Ini merupakan hal yang penting untuk dicatat - implikasi langsung dari orang asing di tanah Suriah untuk rezim Bashar Al-Assad," ia mengingatkan pada sebuah seruan konferensi di Muscat.
Banyak komandan oposisi melaporkan bahwa pasukan dari milisi kuat Syi'ah Hizbullah Libanon "secara langsung terlibat dalam pertempuran di jalanan. Mereka mengatakan bahwa orang-orang mereka ... bertempur secara langsung melawan para komandan Hizbullah."
"Peran Iran dan peran Hizbullah telah berkembang selama beberapa bulan terakhir," ia memperingatkan menjelang pertemuan Teman Suriah yang akan diselenggarakan di Yordania pada hari Rabu.
Para pengamat telah mengatakan bahwa para militas Syi'ah Hizbullah yang memimpin pertempuran untuk Qusayr di provinsi Homs, tiga hari setelah rezim Suriah mulai menyerang untuk mendapatkan kembali kendali atas kota tersebut.
Kota ini adalah hadiah strategis karena itu terletak di jalan raya utama antara Damaskus dan pantai Mediterania, dan juga mengontrol rute pasokan pejuang oposisi dari pelabuhan Tripoli yang mayoritas Muslim Sunni di negara tetangga Libanon.
Oposisi Suriah telah menyuarakan keprihatinan bahwa "ketika pasukan rezim pergi ke Qusayr, jika mereka merebut wilayah itu, bahwa akan ada pembantaian terhadap penduduk sipil," tambahnya, seraya menekankan bahwa "masih ada ribuan warga sipil di kota itu."
"Dunia menyaksikan ini dan kita menonton ini dan kami akan tahu apakah mereka melakukan pembantaian .. dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka," pejabat AS itu memperingatkan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad. (st/ahram)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.